Jumat, 02 Desember 2011

Pengelolaan Makan Bagi Penyandang Diabetes Mellitus


Oleh :
Dr. Achmad Sulaiman, MHA


PENDAHULUAN
                        Pengaturan makan merupakan pilar utama pengelolaan diabetes mellitus (DM). Namun, sering kita mendapat berbagai informasi yang tentang makanan dan DM dari berbagai sumber yang tidak selalu benar. Informasi yang kurang tepat sering kali merugikan diabetisi itu sendiri, antara lain tidak lagi dapat menikmati makanan kesukaan mereka.
                        Ada anggapan bahwa menjadi penyandang diabetes sering dikaitkan dengan tidak boleh makan gula. Memang benar bahwa gula dapat meniaikan kadar glukosa, namun perlu diketahui bahwa sebagian besar makanan dapat menaikan kadar glukosa darah. Jadi yang perlu dilakukan adalah makan sesuai kebutuhan kalori dan teratu dalam hal jumlah, jenis, dan jadwal makan.
                        Mungkin para penyandang DM ragu apakah makanan baginya harus terpisah dari makanan keluarga. Sebenarnya anjuran pola makan pada diabetisi sama dengan anjuran makan sehat umumnya, yaitu makanan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing. Sebaliknya anjuran makan bagi diabetisi juga akan sangat baik untuk orang sehat yang tidak menyandang DM.
                        Tujuan makan sesuai kebutuhan kalori adalah agar dapat mencapai dan mempertahankan berat badan yang normal. Pada diabetisi yang gemuk, kadar gula darah sulit dikendalikan, sehingga berat badan perlu dibuat normal. Berat badan normal berkisar antara kurang dari 10% sampai lebih dari 10% dari berat badan idaman.  Berat badan idaman adalah 90% x (tinggi badan dalam cm dikurang 100 kg). Bila tinggi badan 160 cm, maka berat badan idamannya adalah 90% x (160-100) kg = 54 kg. Berolahraga dengan teratur dapat membantu menurunkan berat badan dan mengendalikan kadar gula darah.
                        Selain perlu mencapai gula darah dan mempertahankan gula darah mendekati normal, Diabetisi juga perlu mencapai dan mempertahankan lemak darah serta tekanan darah yang normal. Diabetisi tak perlu takut makan dan dianjurkan makan bersama anggota keluarga lainnya, yaitu menu makanan yang seimbang sesuai kebutuhan gizi.

                       

MENU SEIMBANG BAGI DIABETISI

1.         Makanlah aneka ragam makanan
                        Tidak ada satu jenis makanan yang mengadungg semua zat gizi yang mempu membuat seseorang untuk hidup sehat dan produksi. Makanlah beraneka ragam makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat pembangun serta sumber zat pengatur. Dengan makan dengan menu yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan gizi.
a.    sumber zat tenaga
               Makanan sumber zat tenaga antara lain : nasi, jagung, gandum, ubi, kentang, sagu, roti, dan mie. Minyak, margarin, dan santan yang mengadung lemak juga sumber zat tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
b.    sumber zat pembangun
               Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sumber yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu, serta hasil olahannya seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan mineral.
c.    sumber zat pengatur
               Sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ–organ tubuh.


2. Makanlah untuk memenuhi kecukupan energi.
                        Agar dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari, seperti belajar, berolahraga dan kegiatan lain, setiap orang perlu makan makanan yang cukup enegi, tidak kekurangan dan tidak berlebihan. Kecukupan energi ditandai dengan berat badan yang normal. Oleh karena itu, capai dan pertahankan berat badan yang normal.
                        Kelebihan gizi terutama makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat dapat menimbulkan kegemukan yang berujung timbulnya DM.
                        Mempertahankan berat badan normal/ideal sesuai dengan umur dan tinggi badan diperlukan untuk pencegahan DM. Peningkatan aktivitas fisik dan mengurangi makan adalah cara yang baik untuk penurunan berat badan.
                        Kebutuhan energi seseorang bergantung pada usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan dan kegiatan fisik, keadaan penyakit dan pengobatannya.
                        Kenali makanan sebagai energi (karbohidrat). Sebagian dari kebutuhan energi pilihlah karbohidrat kompleks dan serat, batasi karbohidrat sederhana yang (refined).
    

Terdapat 3 kelompok karbohidrat yaitu kompleks, sederhana dan serat :
-   Karbohidrat Kompleks (tepung-tepungan).
                   Makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung, gandum), umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang), sagu. Makanan tersebut mengandung zat gizi lain selain karbohidrat. Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks di dalam tubuh berlangsung lebih lama dari karbohidrat sederhana, sehingga dengan mengonsumsi karbohidrat kompleks rasa kenyang  akan berlangsung lebih lama.
               Di dalam tubuh karbohidrat kompleks seperti dalam roti atau nasi, harus diurai menjadi rantai tunggal dulu sebelum diserap ke dalam aliran darah. Sebaliknya, karbohidrat sederhana seperti es krim, jeli, selai, sirup, minuman ringan, dan permen, langsung masuk ke dalam aliran darah sehingga kadar gula darah langsung melejit.
               Penyandang diabetes lebih dianjurkan mengkonsumsi karbohidrat berserat seperti kacang-kacangan, sayuran, buah segar seperti pepaya, kedondong, apel, tomat, salak, semangka. Sedangkan buah-buahan yang terlalu manis seperti sawo, jeruk, nanas, rambutan, durian, nangka, anggur, tidak dianjurkan.
-   Karbohidrat Sederhana.
                   Karbohidrat sederhana alamiah tedapat pada buah, sayuran dan susu. Bahan makanan tesebut selain mengandung karbohidrat, mengandung zat gizi lain yang sangat bemanfaat. Karbohidrat sederhana yang diproses seperti gula, madu, sirup, bolu, selai langsung diserap dan digunakan tubuh sebagai energi, sehingga cepat menimbulkan rasa lapar. Gula tidak mengandung zat gizi lain, hanya karbohidrat. Konsumsi gula yang berlebih dapat mengurangi peluang terpenuhinya zat gizi lain.
Makanan dengan kandungan gula tinggi sering juga mengandung lemak yang tinggi sehingga dapat mengakibatkan kegemukan.
-   Serat
                   Serat adalah bagian karbohidrat yang tak dapat dicerna. Kelompok ini banyak terdapat pada buah, sayuran, padi-padian dan produk sereal. Susu, daging dan lemak tidak mengandung serat.
               Serat terdiri dari 2 jenis yaitu serat larut (pembentuk gel) seperti pectin dan guargum serta serat tidak larut seperti selulose dan bran. Kedua jenis serat ini banyak terdapat pada padi-padian, kacang-kacangan, tempe, sayuran serta buah.
               Buah dan sayur merupakan makanan yang kaya kalium. Kekurangan kalium bisa menyebabkan intoleransi glukosa. Selain itu, sayur dan buah juga rendah kalori dan menyediakan berbagai antioksidan, vitamin, mineral, dan fitonutrisi yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh.
     Makan cukup serat memberikan keuntungan sebagai berikut:
o  Perasaan kenyang membantu mengendalikan nafsu makan dan penurunan berat.
o  Makanan tinggi serat biasanya rendah kalori.
o  Membantu buang air besar secara teratur.
o  Menurunkan kadar lemak darah yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung yaitu kolesterol dan trigliserida darah.
3.   Batasi konsumsi lemak, minyak dan santan.
                        Lemak dan minyak dalam makanan berguna untuk memenuhi kebutuhan energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K serta menambah lezatnya makanan. Bagi kebanyakan penduduk Indonesia, khususnya yang tinggal di pedesaan konsumsi lemak/minyak masih sangat rendah sehingga perlu ditingkatkan, sedangkan konsumsi lemak pada penduduk perkotaan sudah perlu diwaspadai karena cenderung berlebihan.
                  Kebiasaan mengonsumsi lemak hewani berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner. Membiasakan makan ikan dapat mengurangi risiko menderita penyakit jantung koroner karena lemak ikan mengandung asam lemak omega-3.  Asam lemak omega 3 membantu mencegah penyumbatan lemak pada dinding pembuluh darah.
                        Penyandang DM mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Dengan mengurangi asupan lemak, terutama lemak jenuh dapat menurunkan risiko DM ini. Beberapa contoh sumber lemak jenuh adalah makanan yang dimasak dengan banyak minyak, mentega ataupun santan, lemak hewan, susu penuh (whole milk) dan cream.
                        Langkah awal untuk mencegahnya adalah dengan tidak terlalu berlebihan memakan makanan yang digoreng. Konsumsi sebaiknya makanan yang dikukus, direbus, atau dipanggang. Selain itu kurangi makanan yang banyak mengandung kolesterol seperti : otak, kuning telur, hati, ginjal, jantung, daging berlemak, keju, lemak hewan, mentega.


4. Gunakan garam beryodium.
                        Konsumsi natrium dalam garam dapur (natrium klorida) yang belebihan dapat memicu terjadinya penyakit darah tinggi. Anjuran asupan natrium biasanya tidak lebih dari 3000 mg perhari yaitu kira-kira 1 sendok teh yang digunakan dalam memasak. Sehari-hari kita dengan mudah memperoleh makanan  olahan yang  mengandung tinggi natrium (garam). Untuk itu kita harus hati-hati dalam memilih makanan.


MAKAN YANG TERATUR
Untuk dapat makan sesuai kebutuhan gizi, anda perlu mengetahui kebutuhan kalori sehari. Selain membantu dalam kebutuhan kalori, ahli gizi/diet juga menyaranakan variasi makanan sesuai dengan daftar bahan makanan penukar.
                        Porsi makanan hendaknya tersebar sepanjang hari, yaitu makan pagi, makan siang, dan makan malam serta kudapan diantara waktu makan. Diabetisi yang menggunakan insulin, sebaiknya memperhatikan jadwal makan teratur, jenis serta jumlah makanan. Bila mereka makan tidak teratur, dapat menyebabkan hipoglikemia (penurunan kadar gula darah < 60 mg/dL) yang bisa membahayakan.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar